Aku
Kau Dan Dia Adalah Satu
jika bumi ini keji padamu janganlah
engkau hidup di dalamnya
jika lautan ini benci padamu
janganlah engkau biarkan dia meluas
jika tanah ini marah padamu
janganlah engkau biarkan dia terkikis
jika langit ini murka padamu
janganlah engkau membangun pabrik industri
jika nafas dalam dadamu tersendak
tersenyumlah
inikah yang engkau berikan pada alam
jika pohon jadi penyebab bisnismu
tebanglah
jika hewan jadi nyawa usahamu
bunuhlah
jika aku sebab kau jadi penguasa
kuburlah aku dalam tanahku dekat
para hewan pengerut
agar bangkaiku tidak menjadi busuk
karena aku, kau dan dia adalah satu
mawar berduri
oleh Ischmeil
pada 08 Mei 2011 jam 8:18
Mawar dalam taman itu elok
indah namun tak bisa kupetik
Duri menancap tajam hingga kulit ari
terkelupas
Berlumuran darah hingga tak sanggup
ku mengingat kapan terkhir kali
Senyum manja manismu tersimpul
erat dalam sanubari
Indah,
Memang indah
Kukira mawar sama halnya dengan
anggrek bulan putih dalam tamanku
Yang indah elok bagai semerbak
perhiasan batu permata
duri mungkin hilang
Tapi bekasnya membekas hingga
membengkak
Hingga purnama pun tertawa bersama
ke dua puluh purnama lainnya
Aku yang bodoh hanya bisa tersenyum
Menanti fajar terangi pagi hingga
mawar dalam taman itu bisa tersenyum pula.
bulan
kelam
oleh Ischmeil
pada 19 April 2011 jam 21:31
seperti biasanya yang dalam alunan
menit
kududuk disamping tugu yang kumuh
sama seperti denganku
dengan celoteh dari bibirku yang kubisikkan
tugu di sampingku
aku dan dia tertawa tertawa
terbahak-bahak waktu kuceritakan tentang kisahku
yang tak pernah merasakan atas nama
cinta, yang dalam syairku ku tulis sebagai sajak palsu
banyak senyuman diantara para
gadis--gadis di kotaku, tapi senyum mereka kubalas dengan senyum palsu
hendak menaruh hati, tapi disudut
lorong tempat kos-kosanku kulihat remang-remang bercumbu degannya
niatku tuk mempersuntingnya gagal
lagi.
lalu aku berjalan dekat mesjid
kudapati wanita yang berkudung
panjang sampai pinggangnya
tersenyum padaku
kubalaskan senyum pula degan harapan
dialah jodohku
sesampai dekat rumahnya kulihati
seronok tak sepadan dengan pakaiannya
aku hanya bisa menggeleng-gelengkan
kepala dengan tersenyum
dua puluh rembulan telah usai
tak kusangka manusia sesejuk bidadari
menghampiriku
senyumannya begitu tulus
hingga aku tak sadar apakah aku
bermimpi di siang bolong?
ini kenyataan!
seluruh ragaku gemetar, tak bisa berkata
dan bergerak, hanya mampu bisa menatapnya..
dia!
dia adalah wanita dalam mimpiku yang
bagiku tak satupun celah cacat dalam hatinya
mengajakku bersalaman dan
berbincang-bincang
dalam benak inilah takdirku.....
lalu sesosok laki-laki dari kejauhan
yang tak asing bagiku
berteriak kearahku tidak jelas apa
katanya, tapi jelasnya dia adalah sahabatku
dalam pikirku mungkin kami akan
reuni kecil-kecilan
tapi panggilan itu adalah untuk
wanita yang kupanggil magvirach dalam sajakku
yang telah memadu kasih seiya sekata
dalam cinta yang suci.
bulan kelam dan tugu kumuh, biarlah
aku jadi tukan dongenmu
setiap purnama datang dimalam ke
lima belas hitungan bulan hijriah.
agar aku bisa mendirikan sebuah
negeri palsu
Oleh Ischmeil · 26 Maret 2011
Gelap_kelam
-------------------------------------------
------------------------
-------------
--------
----
-
apakah kau melihat dunia ini!
negriku
ngeriku
oleh Ischmeil
pada 13 Maret 2011 jam 13:07
revolusi setengah abad telah
terbayang
reformasi penindasan telah terbayar
demokrasi persatuan telah ada
tapi mengapa?
?
aku masih ngeri tinggal berpijak di
negri ini
negeri yang nenek moyangku berlumuran
darah
mengusir yang tak semestinya hidup
di negeri ini.
bangsaku bangsat telah kembali
meski dalam topeng yang berbeda
berceloteh tentang kemerdekaan
adakah aku, kau, dan mereka
tahu tentang sejarah bangsaku lahir?
kalau
aku jadi presiden
oleh Ischmeil
pada 10 Maret 2011 jam 19:37
kalau aku jadi bupati
tak ada lagi rakyatku yang kelaparan
kalau aku jadi gubernur
tak ada lagi rakyatku yang fakir
kalau aku jadi wakil rakyat
akan ku perjuangkan hak rakyat
kalau aku jadi presiden
tak ada lagi tikus berdasi dalam
bangsaku
lalu seorang gadis polos yang gagah
berani
menghampiriku tersenyum dengan
kenyakinan teguh
berat hati mengatakan dusta
aku membalas senyumnya dengan
senyum palsu
nestapa
perempuan malam
oleh Ischmeil
pada 09 Februari 2011 jam 16:55
pelacur tua dalam senyumnya yang
kecut
mengobralkan puisi cinta di pinggir
jalan
mengharap sebutir nasi dari dompet
yang tebal
demi para anak dari suami yang belum
dia nikahi
tergesa-gesa dalam tangis
tak ada lagi makan untuk hari ini
dalam hati bertanya
adakah esok sebutir nasi?
usia sudah rentang
tinggal menunggu belatung datang
menjemput
tapi kenapa?
dia masih berada di tepi jalan
tidakkah dia tahu
malaikat maut menghampirinya tadi
sore
dengan sebungkus kotoprak
untuk dia,dan anaknya yang tak
berdosa.
dalam hati yang kacau
kuambil pisau dapur diatas meja
kuhampir perempuan tua malang itu
lalu kutusukkan dalam jantungnya
hingga dia tergeletak tak bernyawa
aku bahagia
tak ada lagi pengobral dosa
anakmu yang malang biarlah ada dalam
pangkuanku.....
senyum
palsu
oleh Ischmeil
pada 15 Desember 2010 jam 8:57
entah kenapa?
hari ini begitu berat
dapat tugas palsu dari seorang guru
palsu
yang mengajarkan metode palsu
dengan nilai palsu
dengan berar hati akupun menerima
tugas palsu
dengan senyuman palsu
yang dibalasnya dengan senyuman
palsu pula
di jalan kulihat perempuan palsu
dengan kecantikan palsu
lalu aku tersenyum palsu pula
berharap dia terpikat
dengan cinta palsu
yang keluar dari senyum palsuku
yagn sama sekali adalah palsu.
cokeng
mencari cinta
oleh Ischmeil
pada 14 Desember 2010 jam 11:39
meski dia tidak ditakdirkan untukku
biarkanlah aku bersamanya
agar ditakdirkan menjadi miiliknya
meski dia tidak mencintai aku
biarkanlah hatiku mengungkapkan
perasaannya
meski dia sudah mimiliki hati yang
lain
biarkanlah aku mencoba merebut
hatinya
walau aku tak setampan dia
izinkankan aku masuk dalam hatimu
walau aku tak sekaya dia
izinkan aku mengemis cintamu
kalau aku tak memang pantas untukmu
biarkan takdir berkata
kalau memang kau tak pantas untukku
biarkan aku lari bersamu
karena aku
telah jatuh cinta
hujan hari
jumat
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
terik pengap mentari tersenyum
seakan luluh ditelan grimis jumat
ada kala rumput bersuka ria
namun jari tanganku berpangku menggigil
hilang sudah harapan bercinta dibawah mistisnya
bawakaraeng
ada juga pengobral dosa menangis pilu di depan
mesjid tua
tempat bercumbu dengan tuhannya
grimis jadi hujan bertalu-berdendangan.
Sajak
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Syairsyair dan burungburung
Bersamasama terbangterbang
Menyanyinyanyi
Dalam tangis
Puisipuisi dan lagulagu
Berdendangdendang merdumerdu
Menarinari
Dalam tawa
Sajaksajak tak jadi. 21
juni 2011
Aslipalsu
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
asli apa palsu?
palsu ya palsu
jangan palsu bilang asli
asli
jangan asli bilang palsu
palsu apa asli?
asli ya asli
memang asli biar palsu
palsu
memang
palsu bilang palsu
jangan bilang asli jika tak mau jadi palsu
jangan bilang palsu jika mau jadi asli
asli bukan palsu
palsu tentu palsu
palsupalsupalsupalsupalAsuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!
sembari jiwaku menatap Tuhan !
21
juni 2011
laki-laki dan rembulan
oleh Ischmeil pada 08 Juni 2011 jam 9:27
sang hyang
kau potong rembulan malam ini
apakah kau tidak lihat
sembari kunang-kunang bercumbu dengan rembulan
kembalikan ia purnama
hingga kulihat para malaikat bercinta di bawahnya
hingga para bidadari turun mandi di sungai pelangi
sanghyangsanghyingsanghyong
aku tertawa terbahakbahak
sepasang mata mengintip di jendela.
EGO
setiap langkah terasa hanyut.bagai sapta hilang kemudi.
ingin menangis seorang perwira
masih saja berlagak
yang tinggi belumlah tinggi, yang kecil pun bisa tinggi.
maha tuan dikala senja
menepi dapat rembulan
hingga perwira menangis lagi
masih saja sombong
yang kuat tidaklah kuat, yang lemah pun bisa kuat.
perwira menangis dengan lagak sombong.
Tuhan maha adil.
Oleh Ischmeil· Rabu
plinplanplanplin
lanplan
lanplin
plantatpalntut
plantutplantat
tat tat tat
planplanplin
plintat
plintut
tak tat plin
tak tak plan
tut tut tut
plinplinplan
ya plin
ya plan
ya tak tatplin
ya tak tatplan
plinplanplanplinplantatplantutplanplanplin
plunplun dalam keranda
padamu bunda
sebuah kabar darinyatak lihai rembulan melihat
akupun berdusta meski ia cemas
serpihan mata kaca berlinang dikejauhan
tertutupi perih pedih linang air mata
aku tak bisa berkata
sebab ia melihat kebenaran dalam jiwaku
walau harus terluntah-luntah
ia tabahkan dalam hati
walau kutahu hari memangsa
sebutir nasi yang kau dapatkan selama sepuluh hari
maafkan!
fajar esok
kubawakan kau sepiring nasi dari air matamu.
puisi tentang aku
oleh Ischmeil pada 01 Juni 2011 jam 11:51
sebelum aku menulis puis iniaku ngin bertanya!
siapakah aku?
sebelum aku kugoreskan tinta pada kertas buram
aku ingin bertanya!
darimanakah aku lahir?
sebelum puisiku selesai
aku ingin bertanya!
kenapa aku dilahirkan?
ssebelum puisi kubaca
aku ingin bertanya!
untuk siapakah aku lahir?
sebelum puisiku diapresiasi
aku ingin bertanya!
kenapa aku dilahirkan?
lalu aku terbangun dari tidur!!!
Sebab itulah aku lahir.
Kutanya
pada
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Senja kemrah-merahan
Mulai hilang eloknya
Tapi tetap tersenyum padaku
Fajar pun yang menyapaku
Sudah tak begitu indah
Ku Tanya pada bulan
Pemilik indahnya malam
Tapi hanya tersenyum padaku
Ku tanya pada nada
Pemilik melodi terindah
Tapi hanya tersenyum padaku
Ku Tanya pada cinta
pemilik kasih sayang
tapi hanya tersenyum padaku
mengapa mereka tersenyum
jika bukan dari nurani
mereka bisa tertawa dan menangis
tapi senyum luluhkan hati
aku pun tersenyum
meski tak mengerti maknanya.
Sengkang, 7
juli 2011,
Nasehat
orang bijak
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Jika hendak
menjadi pemimpin pimpinlah dirimu sendiri
aku
belumlah sanggup
hingga
negriku berteriak
aku tak
peduli
hingga
jutaan rakyat menderita
aku takut
kurs
keuangan menjadi minus
demokrasi
adalah jalan satu-satunya
hingga para
tikus got menjadi gemuk
ya kamu! ya
aku!
aku tak
sama dengan kau!
Harimau
mengaung dikandang
Hingga diam
dengan selembar pattimura dari pengemis
Nasehat
orang bijak
Malu
bertanya sesat di jalan
Aku telah
bertanaya pada penjuru dunia
Tapi
jawabannya belum terjawab
Kapan
negriku menjadi sejahtera? 06 september 2011
Maaf atas
nama sandal jepit
lusa bukan
kemarin
masih
berjalan kaki dekil dalam bahagia
tak tahukah
semua mulut tertawa
biarin, aku
bukan dia
tak tahukah
mereka arti sebuah hidup?
Maaf!
Atas nama
sandal jepit
Kau menjadi
penguasa
Tapi tak !
Sepatu
kulit buaya kubuang
Hingga aku
bangga memakai sandal jepit
Yang kubeli
dari rupiah recehan hasil mengubah dunia jadi sombong.
Senja kecil
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Senja kini
telah kelam
Sinar
rembulanpun sudah redup
Dalam bola
lampu di teras rumah
Kini
remang-remang
Bersahaja
dalam nadi
Mengalir
dalam darah
Hingga
jantungku terus bertanya
Tanya ?
Entah
apakah ini luka atau duka
Senja kini
telah kelam
Kejora
sembunyi tampak takut
Kelam sudah
remang-remang dalam teras rumah
Yang
bercahaya hanyalah nisan dekat teras
Sebelum
senja kelam tak nampak lagi
Titah hanya
ingin pelangi, malam ini temani aku
senja kini.
Senja dan pelangi malam
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Di sini aku
bermimpi tentang senja di tengah kota
Di sana aku
terbangun oleh pelangi malam dalam sunyi
Begitu jauh
jarak antara tanah dan langit
Hingga aku
lelah dalam Kebingungan
Kini senja
menyapa di atas nisan bertuliskan namaku
Namun malam
berkata lain hingga memancarkan pelanginya
Adakah
engkau tahu?
Semasa
rembulan kutunggu senja, semasa
mentari kutunggu pelangi malam
Namun
semasa hidup hanya banyang semu
Kutahu
senja takkan datang malam hari
Kutahu
pelangi malam takkan datang pagi hari
Sebuah
harapku kutitipkan dalam sajakku
Hingga
senja nampak jika hari mulai kelam
Hingga
pelangi malam muncul saat dini hari.
Tapi tak
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Niatku bukan mengembara
hanya ketidakpastian buatku berlabu dalam
nafasmu
tapi tak.
Saat
pelangi tiba kenapa hujan menjadikannya
sirna
Pecah sudah
karang diterpa ombak
Hari pun
senja
Kini telah
sunyi kotaku
Berharap
malam datangkan pelangi
Yang akan
temani sepiku dalam kerinduan
Tapi tak.
Sunyi pun
bohong padaku
Kusandarkan
harapan pada pelangi
Tapi tak
pelangi
hanya datang saat hujan reda
Kunyanyikan
rindu pada rembulan
Tapi tak
Bulan tak
selamanya purnama
Tapi tak
Hingga
akhirnya kita tak benar-benar paham.
11,Desember
2011
Cermin Retak
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Aku berkaca pada cermin retakr
Diriku terbagi atas serpihan-serpihanya
Semua samar tak tahu mana asli mana palsu
Aku terus berkaca hingga bayang-bayang semu hilang
Aku adalah aku bukan orang lain
Hingga bayang samar itu kembali berkaca.
Sajak sesenja
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Mentari sembunyi dalam banyang gelap
Merah kuning hingga jingga
Terlalu singkat kau jadi indah
Tapi biarlah aku memujamu
27
januari 2012
Nyaris
oleh Ischmeil
oleh Ischmeil
Tuhan ajari aku berdusta
27
januari 2012
apakah rembulan bisa menerangi pagi
bila rembulan enggan menampakkan purnamanya
apakah bintang bisa menerangi malam
bila bintang terhalang badai
siapakah yang akan menerangi hatiku?
aku hanyalah penyair yang tak tahu pribahasa
mencoba berdusta pada cinta
yang tak pernah reseh
memberikan kenangannya.
yang lelah berseragam antagonis
meniru ankara yang tak lelah burbuat dosa
kini grimis membuka hati
menyantumi para kekasih Tuhan
berbelok arah menuju fitra
menyongsong hidup yang dalam damai
adakah pintu maaf bagiku?
sebagai seorang pelarian Tuhan yang brbuat curang
adkah pintu rahmat bagiku?
sebagai pendusta keesaan tuhan
adkah Ia percaya diriku?
sebagai pengadu domba agamaNya.
dia duduk terpaku mendengarkan ceramahyang membosankan dari seorang guru yang nota bene
tak mengerti apa masalah dan masalah apa yang dihadapi
lama, lama, dna lama
dia terus melihat jam dinding
sambil menunggu wak kapan berakhir
pikirannya mulai frustasi
hingga tak mampu bertahan
mata kanan mulai mengerut dan mata kiri sudah terpejam
tapi bila terdengar suara keras kedua mata itu terbangun
dan bila sudah rerdah keduanya kembali tertidur
dengan agukan kepala kesini kesitu tak tahu apa yang sedang dihadapi
orang melihat lihat apa yang sedang ia lihat?
semua mata terpana
melihat orang yang melihat
lihat, lihat, tak juga lihat
apa yang sedang ia liaht?
mungkinkah ida melihat?
atau memeang dia tak melihat?
tiba tiba suara terdengar keras
berwarna warni seperti pelangi dalam muism hujan
apakah yang ia suaraka?
darimanakah suara itu?
apakah ini sebuah perang?
ataukah ini suara tawa?
oh......
ternryata itu suara tawa!
mereka tertawa melihat ketawa yang berkesinambungan dari sudut- sudut kelas kecil
apakah yang mereka tertawakn?
mereka tertawaakan apa?
suara ketawa itu terdengar keras
hingga dia terbangun dari ketidak betahan
apa dan apa yang ajarkan oleh guru
dengan berlumuran lendir yang keluar dari mulutnya
dia ttersipu malu
dan dengan malu malu iapun tertawa agar tak ingin merasa malu
karna ia sudah terlanjur malu
dilemapun menghantuinya
dan taktahu harus bagai mana
iapun memutuskan tuk tidur keembali menelusuri mimpi dalam kesunyian batin.
terbit menghampiri sepi
yang kelam namun manis
yang manja namun liar
mengelus ngelus merengek rengek
dalam kebimbangan
kutemui disudut kegelapan dia lari terbirit birit
kutemui dalam kebahagian
dia manja menaruh hati
ah........
dasar kucing
ku tak pernah lagi berbagi kebahagian
tapi ku tak bisa melihat senyummu
hidup di tepi jalan.
dring......... dring.................
saat kuangkat terdengar bisikan manis lembut
menyapa telingaku
aku bertanya dalam hati
apakah ini sebuah mimpi?
ataukah ini kenyataan!
karena setahuku
setiap kali kuangkat telphoneku
hanya caci maki dan amarah yang senang tiasa
memberiku salam selamat!
lalu.........
aku terbangun merenungi
apayang telah ku alami
kalau sebenarnya .........
semua itu hanya mimpi
karena aku tak punya telphone
dan hanya ingin memiliki sebuah
TELPHONE
Aku bahasa bahasa Aku
Kamu bahasa bahasa Kamu
Dia bahasa bahasa Dia
Mereka bahasa bahasa Mereka
bahasa Aku Aku bahasa
bahaa Kamu kamu bahasa
bahasa Dia Dia bahaa
bahasa Mereka mereka bahasa
tak ada dunia seindah anugrahNya
ah....
tak khayal mengindahkanya.
dia tak bisa ku ilhamkan
dia tak bisa indahkan
dan dia tak bisa ku isyaratkan
kadang sedih
kadang bahagia
kadang mawrah
kadang murka
kadang pengasih
kadang egois
kadang manja
kadang keras kepala
kadang murung
kadang tersiksa............................
..................
tapi itulah anugrah Tuhan yang paling indah yang prnah diberikan olehnya.
Sang pujangga
oleh Muhammad
Ismail pada 12 September 2010 pukul 19:14 ·
bila mentari enggan menampakkan sinarnyaapakah rembulan bisa menerangi pagi
bila rembulan enggan menampakkan purnamanya
apakah bintang bisa menerangi malam
bila bintang terhalang badai
siapakah yang akan menerangi hatiku?
aku hanyalah penyair yang tak tahu pribahasa
mencoba berdusta pada cinta
yang tak pernah reseh
memberikan kenangannya.
Pelarian Tuhan
oleh Muhammad
Ismail pada 7 September 2010 pukul 5:52 ·
mendung terasa mengiris pundakyang lelah berseragam antagonis
meniru ankara yang tak lelah burbuat dosa
kini grimis membuka hati
menyantumi para kekasih Tuhan
berbelok arah menuju fitra
menyongsong hidup yang dalam damai
adakah pintu maaf bagiku?
sebagai seorang pelarian Tuhan yang brbuat curang
adkah pintu rahmat bagiku?
sebagai pendusta keesaan tuhan
adkah Ia percaya diriku?
sebagai pengadu domba agamaNya.
Ngiler
oleh Muhammad
Ismail pada 3 September 2010 pukul 5:10 ·
idsebuah kelas kecil yang membosankandia duduk terpaku mendengarkan ceramahyang membosankan dari seorang guru yang nota bene
tak mengerti apa masalah dan masalah apa yang dihadapi
lama, lama, dna lama
dia terus melihat jam dinding
sambil menunggu wak kapan berakhir
pikirannya mulai frustasi
hingga tak mampu bertahan
mata kanan mulai mengerut dan mata kiri sudah terpejam
tapi bila terdengar suara keras kedua mata itu terbangun
dan bila sudah rerdah keduanya kembali tertidur
dengan agukan kepala kesini kesitu tak tahu apa yang sedang dihadapi
orang melihat lihat apa yang sedang ia lihat?
semua mata terpana
melihat orang yang melihat
lihat, lihat, tak juga lihat
apa yang sedang ia liaht?
mungkinkah ida melihat?
atau memeang dia tak melihat?
tiba tiba suara terdengar keras
berwarna warni seperti pelangi dalam muism hujan
apakah yang ia suaraka?
darimanakah suara itu?
apakah ini sebuah perang?
ataukah ini suara tawa?
oh......
ternryata itu suara tawa!
mereka tertawa melihat ketawa yang berkesinambungan dari sudut- sudut kelas kecil
apakah yang mereka tertawakn?
mereka tertawaakan apa?
suara ketawa itu terdengar keras
hingga dia terbangun dari ketidak betahan
apa dan apa yang ajarkan oleh guru
dengan berlumuran lendir yang keluar dari mulutnya
dia ttersipu malu
dan dengan malu malu iapun tertawa agar tak ingin merasa malu
karna ia sudah terlanjur malu
dilemapun menghantuinya
dan taktahu harus bagai mana
iapun memutuskan tuk tidur keembali menelusuri mimpi dalam kesunyian batin.
oleh Ischmeil
1 September 2010
surau deru dalam kenanganterbit menghampiri sepi
yang kelam namun manis
yang manja namun liar
mengelus ngelus merengek rengek
dalam kebimbangan
kutemui disudut kegelapan dia lari terbirit birit
kutemui dalam kebahagian
dia manja menaruh hati
ah........
dasar kucing
ku tak pernah lagi berbagi kebahagian
tapi ku tak bisa melihat senyummu
hidup di tepi jalan.
Telephone
oleh Muhammad
Ismail pada 14 Agustus 2010 pukul 10:39 ·
dring......... dring.................
saat kuangkat terdengar bisikan manis lembut
menyapa telingaku
aku bertanya dalam hati
apakah ini sebuah mimpi?
ataukah ini kenyataan!
karena setahuku
setiap kali kuangkat telphoneku
hanya caci maki dan amarah yang senang tiasa
memberiku salam selamat!
lalu.........
aku terbangun merenungi
apayang telah ku alami
kalau sebenarnya .........
semua itu hanya mimpi
karena aku tak punya telphone
dan hanya ingin memiliki sebuah
TELPHONE
Terindah
oleh Muhammad
Ismail pada 4 Agustus 2010 pukul 8:30 ·
bahasaAku bahasa bahasa Aku
Kamu bahasa bahasa Kamu
Dia bahasa bahasa Dia
Mereka bahasa bahasa Mereka
bahasa Aku Aku bahasa
bahaa Kamu kamu bahasa
bahasa Dia Dia bahaa
bahasa Mereka mereka bahasa
tak ada dunia seindah anugrahNya
ah....
tak khayal mengindahkanya.
Yang tersembunyi
oleh Muhammad
Ismail pada 31 Juli 2010 pukul 13:07 ·
dia tak bisa ku bayangkan dia tak bisa ku ilhamkan
dia tak bisa indahkan
dan dia tak bisa ku isyaratkan
kadang sedih
kadang bahagia
kadang mawrah
kadang murka
kadang pengasih
kadang egois
kadang manja
kadang keras kepala
kadang murung
kadang tersiksa............................
..................
tapi itulah anugrah Tuhan yang paling indah yang prnah diberikan olehnya.
Muhammad Ismail
Galau
kubiarkan malam bercerita malam ini.
sebab, rembulan, bintang, dan angin malam
enggang menemani resahku malam ini.
di pingir jalan aspal kutemani malam
tak pedulli banyaknya sedan, ambulans, bahkan mobil patroli lalu-lalang dihadapku.
kubiarkan.
musik dangdut dikejauhan terdengar nyaring mengusik laraku.
aku ingin sepi di tengah keramaian ini, agar kau tahu lara ini sedang gelisah.
sebab, rembulan, bintang, dan angin malam
enggang menemani resahku malam ini.
di pingir jalan aspal kutemani malam
tak pedulli banyaknya sedan, ambulans, bahkan mobil patroli lalu-lalang dihadapku.
kubiarkan.
musik dangdut dikejauhan terdengar nyaring mengusik laraku.
aku ingin sepi di tengah keramaian ini, agar kau tahu lara ini sedang gelisah.
Muhammad Ismail
CERITA
MALAM
wahai mimpi
malam ini akan kuceritakan keindahan malam
yang tak satu pun mahluk mengingkarinya
wahai mimpi pergilah ke dalam tidurmu
kau tak perlu membayar ratusan juta
juga tak perlu mengemis untuk menikmati keindahannya
cukuplah kau pejamkan kedua bola matamu
wahai mimpi
malam ini akan kuceritakan keindahan malam
yang tak satu pun mahluk mengingkarinya
wahai mimpi pergilah ke dalam tidurmu
kau tak perlu membayar ratusan juta
juga tak perlu mengemis untuk menikmati keindahannya
cukuplah kau pejamkan kedua bola matamu
tidurlah
wahai mimpi sebab pagi tak seindah malam ini
tak ada purnama
tak ada bintang
tak ada angin malam yang akan menemanimu menulis sajak
tidurlah wahai mimpi sebab malam waktu memadu kasih
dua insan yang sedang kasmaran
wahai mimpi inilah kejayaan malam
yang penuh dengan kemegahan diatas mahabrata
tapi tak
kelak kau bangun berhentilah bermimpi dalam tidurmu
sebab mimpi adalah ilusi dari kekejaman malam.
tak ada purnama
tak ada bintang
tak ada angin malam yang akan menemanimu menulis sajak
tidurlah wahai mimpi sebab malam waktu memadu kasih
dua insan yang sedang kasmaran
wahai mimpi inilah kejayaan malam
yang penuh dengan kemegahan diatas mahabrata
tapi tak
kelak kau bangun berhentilah bermimpi dalam tidurmu
sebab mimpi adalah ilusi dari kekejaman malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar