Selasa, 18 September 2012

Sajak Senja


Aku Kau Dan Dia Adalah Satu
oleh Ischmeil pada 10 Mei 2011 jam 16:41
jika bumi ini keji padamu janganlah engkau hidup di dalamnya
jika lautan ini benci padamu janganlah engkau biarkan dia meluas
jika tanah ini marah padamu janganlah engkau biarkan dia terkikis
jika langit ini murka padamu janganlah engkau membangun pabrik industri
jika nafas dalam dadamu tersendak tersenyumlah
inikah yang engkau berikan pada alam
jika pohon jadi penyebab bisnismu tebanglah
jika hewan jadi nyawa usahamu bunuhlah
jika aku sebab kau jadi penguasa
kuburlah aku dalam tanahku dekat para hewan pengerut
agar bangkaiku tidak menjadi busuk
karena aku, kau dan dia adalah satu
mawar berduri
oleh Ischmeil pada 08 Mei 2011 jam 8:18
Mawar dalam taman itu  elok indah namun tak bisa kupetik
Duri menancap tajam hingga kulit ari terkelupas
Berlumuran darah hingga tak sanggup ku mengingat kapan terkhir kali
Senyum  manja manismu tersimpul erat dalam sanubari
Indah,
Memang indah
Kukira mawar sama halnya dengan anggrek bulan putih dalam tamanku
Yang indah elok bagai semerbak perhiasan batu permata
 duri mungkin hilang
Tapi bekasnya membekas hingga membengkak
Hingga purnama pun tertawa bersama ke dua puluh purnama lainnya
Aku yang bodoh hanya bisa tersenyum
Menanti fajar terangi pagi hingga mawar dalam taman itu bisa tersenyum pula.
bulan kelam
oleh Ischmeil pada 19 April 2011 jam 21:31
seperti biasanya yang dalam alunan menit
kududuk disamping tugu yang kumuh
sama seperti denganku
dengan celoteh dari bibirku yang kubisikkan tugu di sampingku
aku dan dia tertawa tertawa terbahak-bahak waktu kuceritakan tentang kisahku
yang tak pernah merasakan atas nama cinta, yang dalam syairku ku tulis sebagai sajak palsu
banyak senyuman diantara para gadis--gadis di kotaku, tapi senyum mereka kubalas dengan senyum palsu
hendak menaruh hati, tapi disudut lorong tempat kos-kosanku kulihat remang-remang bercumbu degannya
niatku tuk mempersuntingnya gagal lagi.
lalu aku berjalan dekat mesjid
kudapati wanita yang berkudung panjang sampai pinggangnya
tersenyum padaku
kubalaskan senyum pula degan harapan dialah jodohku
sesampai dekat rumahnya kulihati seronok tak sepadan dengan pakaiannya
aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan tersenyum
dua puluh rembulan telah usai
tak kusangka manusia sesejuk bidadari menghampiriku
senyumannya begitu tulus
hingga aku tak sadar apakah aku bermimpi di siang bolong?
ini kenyataan!
seluruh ragaku gemetar, tak bisa berkata dan bergerak, hanya mampu bisa menatapnya..
dia!
dia adalah wanita dalam mimpiku yang bagiku tak satupun celah cacat dalam hatinya
mengajakku bersalaman dan berbincang-bincang
dalam benak inilah takdirku.....
lalu sesosok laki-laki dari kejauhan yang tak asing bagiku
berteriak kearahku tidak jelas apa katanya, tapi jelasnya dia adalah sahabatku
dalam pikirku mungkin kami akan reuni kecil-kecilan
tapi panggilan itu adalah untuk wanita yang kupanggil magvirach dalam sajakku
yang telah memadu kasih seiya sekata dalam cinta yang suci.
bulan kelam dan tugu kumuh, biarlah aku jadi tukan dongenmu
setiap purnama datang dimalam ke lima belas hitungan bulan hijriah.
agar aku bisa mendirikan sebuah negeri palsu





Oleh Ischmeil · 26 Maret 2011
Gelap_kelam
-------------------------------------------
------------------------
-------------
--------
----
-
apakah kau melihat dunia ini!
negriku ngeriku
oleh Ischmeil pada 13 Maret 2011 jam 13:07
revolusi setengah abad telah terbayang
reformasi penindasan telah terbayar
demokrasi persatuan telah ada
tapi mengapa?
?
aku masih ngeri tinggal berpijak di negri ini
negeri yang nenek moyangku berlumuran darah
mengusir yang tak semestinya hidup di negeri ini.
bangsaku bangsat telah kembali
meski dalam topeng yang berbeda
berceloteh tentang kemerdekaan
adakah aku, kau, dan mereka
tahu tentang sejarah bangsaku lahir?
kalau aku jadi presiden
oleh Ischmeil pada 10 Maret 2011 jam 19:37
kalau aku jadi bupati
tak ada lagi rakyatku yang kelaparan
kalau aku jadi gubernur
tak ada lagi rakyatku yang fakir
kalau aku jadi wakil rakyat
akan ku perjuangkan hak rakyat
kalau aku jadi presiden
tak ada lagi tikus berdasi dalam bangsaku
lalu seorang gadis polos yang gagah berani
menghampiriku tersenyum dengan kenyakinan teguh
berat hati mengatakan dusta
aku membalas senyumnya dengan
senyum palsu
nestapa perempuan malam
oleh Ischmeil pada 09 Februari 2011 jam 16:55
pelacur tua dalam senyumnya yang kecut
mengobralkan puisi cinta di pinggir jalan
mengharap sebutir nasi dari dompet yang tebal
demi para anak dari suami yang belum dia nikahi

tergesa-gesa dalam tangis
tak ada lagi makan untuk hari ini
dalam hati bertanya
adakah esok sebutir nasi?
usia sudah rentang
tinggal menunggu belatung datang menjemput
tapi kenapa?
dia masih berada di tepi jalan
tidakkah dia tahu
malaikat maut menghampirinya tadi sore
dengan sebungkus kotoprak
untuk dia,dan anaknya yang tak berdosa.
dalam hati yang kacau
kuambil pisau dapur diatas meja
kuhampir perempuan tua malang itu
lalu kutusukkan dalam jantungnya
hingga dia tergeletak tak bernyawa
aku bahagia
tak ada lagi pengobral dosa
anakmu yang malang biarlah ada dalam pangkuanku.....



senyum palsu
oleh Ischmeil pada 15 Desember 2010 jam 8:57
entah kenapa?
hari ini begitu berat
dapat tugas palsu dari seorang guru palsu
yang mengajarkan metode palsu
dengan nilai palsu
dengan berar hati akupun menerima tugas palsu
dengan senyuman palsu
yang dibalasnya dengan senyuman palsu pula
di jalan kulihat perempuan palsu
dengan kecantikan palsu
lalu aku tersenyum palsu pula
berharap dia terpikat
dengan cinta palsu
yang keluar dari senyum palsuku
yagn sama sekali adalah palsu.
cokeng mencari cinta
oleh Ischmeil pada 14 Desember 2010 jam 11:39
meski dia tidak ditakdirkan untukku
biarkanlah aku bersamanya
agar ditakdirkan menjadi miiliknya
meski dia tidak mencintai aku
biarkanlah hatiku mengungkapkan perasaannya
meski dia sudah mimiliki hati yang lain
biarkanlah aku mencoba merebut hatinya
walau aku tak setampan dia
izinkankan aku masuk dalam hatimu
walau aku tak sekaya dia
izinkan aku mengemis cintamu
kalau aku tak memang pantas untukmu
biarkan takdir berkata
kalau memang kau tak pantas untukku
biarkan aku lari bersamu
karena aku
telah jatuh cinta
hujan hari jumat
oleh Ischmeil
terik pengap mentari tersenyum
seakan luluh ditelan grimis jumat
ada kala rumput bersuka ria
namun jari tanganku berpangku menggigil
hilang sudah harapan bercinta dibawah mistisnya bawakaraeng
ada juga pengobral dosa menangis pilu di depan mesjid tua
tempat bercumbu dengan tuhannya
grimis jadi hujan bertalu-berdendangan.

Sajak
oleh Ischmeil
Syairsyair dan burungburung
Bersamasama terbangterbang
Menyanyinyanyi
Dalam tangis
Puisipuisi dan lagulagu
Berdendangdendang merdumerdu
Menarinari
Dalam tawa
Sajaksajak tak jadi.                                                                 21 juni 2011

Aslipalsu
oleh Ischmeil
asli apa palsu?
               palsu ya palsu
                     jangan palsu bilang asli
                                                         asli
                                          jangan asli bilang palsu
palsu apa asli?
               asli ya asli
                      memang asli biar palsu
                                                      palsu
                                       memang palsu bilang palsu
jangan bilang asli jika tak mau jadi palsu
                       jangan bilang palsu jika mau jadi asli
                                                                       asli bukan palsu
                                                                                         palsu tentu palsu
palsupalsupalsupalsupalAsuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!
sembari jiwaku menatap Tuhan !      
                                                                                    21 juni 2011
sebaik
Oleh Ischmeil
sebaik angin menyejukan raga
sebaik api menghangatkan badan
sebaik air melegahkan dahaga
sebaik tanah memberikan pijakan.
tapi tak sebaik dirimu
yang telah menjadikan jiwaku hidup dalam senyumMu.


laki-laki dan rembulan

oleh Ischmeil pada 08 Juni 2011 jam 9:27

sang hyang
kau potong rembulan malam ini
apakah kau tidak lihat
sembari kunang-kunang bercumbu dengan rembulan
kembalikan ia purnama
hingga kulihat para malaikat bercinta di bawahnya
hingga para bidadari turun mandi di sungai pelangi
sanghyangsanghyingsanghyong
aku tertawa terbahakbahak
sepasang mata mengintip di jendela.

EGO

oleh Ischmeil pada 20 Juni 2011 jam 12:33
setiap langkah terasa hanyut.
bagai sapta hilang kemudi.
ingin menangis  seorang perwira
masih saja berlagak
yang tinggi belumlah tinggi, yang kecil pun bisa tinggi.
maha tuan dikala senja
menepi dapat rembulan
hingga perwira menangis lagi
masih saja sombong
yang kuat tidaklah kuat, yang lemah pun bisa kuat.
perwira menangis dengan lagak sombong.
Tuhan maha adil.
Oleh Ischmeil· Rabu
plinplan
planplin
lanplan
lanplin
plantatpalntut
plantutplantat
tat tat tat
planplanplin
plintat
plintut
tak tat plin
tak tak plan
tut tut tut
plinplinplan
ya plin
ya plan
ya tak tatplin
ya tak tatplan
plinplanplanplinplantatplantutplanplanplin
plunplun dalam keranda

padamu bunda

oleh Ischmeil pada 04 Juni 2011 jam 9:47
sebuah kabar darinya
tak lihai rembulan melihat
akupun berdusta meski ia cemas
serpihan mata kaca berlinang dikejauhan
tertutupi perih pedih linang air mata
aku tak bisa berkata
sebab ia melihat kebenaran dalam jiwaku
walau harus terluntah-luntah
ia tabahkan dalam hati
walau kutahu hari memangsa
sebutir nasi yang kau dapatkan selama sepuluh hari
maafkan!
fajar esok
kubawakan kau sepiring nasi dari air matamu.

puisi tentang aku

oleh Ischmeil pada 01 Juni 2011 jam 11:51
sebelum aku menulis puis ini
aku ngin bertanya!
siapakah aku?
sebelum aku kugoreskan tinta pada kertas buram
aku ingin bertanya!
darimanakah aku lahir?
sebelum puisiku selesai
aku ingin bertanya!
kenapa aku dilahirkan?
ssebelum puisi kubaca
aku ingin bertanya!
untuk siapakah aku lahir?
sebelum puisiku diapresiasi
aku ingin bertanya!
kenapa aku dilahirkan?
lalu aku terbangun dari tidur!!!
Sebab itulah aku lahir.

Kutanya pada
oleh Ischmeil
Senja kemrah-merahan
Mulai hilang eloknya

Tapi tetap tersenyum padaku
Fajar pun yang menyapaku
Sudah tak begitu indah

Ku Tanya pada bulan
Pemilik indahnya malam
Tapi hanya tersenyum padaku

Ku tanya pada nada
Pemilik melodi terindah
Tapi hanya tersenyum padaku

Ku Tanya pada cinta
pemilik kasih sayang
tapi hanya tersenyum padaku

mengapa mereka tersenyum
jika bukan dari nurani
mereka bisa tertawa dan menangis
tapi senyum luluhkan hati
aku pun tersenyum
meski tak mengerti maknanya.
Sengkang, 7 juli 2011,
Nasehat orang bijak
oleh Ischmeil
Jika hendak menjadi pemimpin pimpinlah dirimu sendiri
aku belumlah sanggup
hingga negriku berteriak
aku tak peduli
hingga jutaan rakyat menderita
aku takut
kurs keuangan menjadi minus
demokrasi adalah jalan satu-satunya
hingga para tikus got menjadi gemuk
ya kamu! ya aku!
aku tak sama dengan kau!
Harimau mengaung dikandang
Hingga diam dengan selembar pattimura dari pengemis
Nasehat orang bijak
Malu bertanya sesat di jalan
Aku telah bertanaya pada penjuru dunia
Tapi jawabannya belum terjawab
Kapan negriku menjadi sejahtera?                                                 06 september 2011
Maaf atas nama sandal jepit
lusa bukan kemarin
masih berjalan kaki dekil dalam bahagia
tak tahukah semua mulut tertawa
biarin, aku bukan dia
tak tahukah mereka arti sebuah hidup?
Maaf!
Atas nama sandal jepit
Kau menjadi penguasa
Tapi tak !
Sepatu kulit buaya kubuang
Hingga aku bangga memakai sandal jepit
Yang kubeli dari rupiah recehan hasil mengubah dunia jadi sombong.



Senja kecil
oleh Ischmeil
Senja kini telah kelam
Sinar rembulanpun sudah redup
Dalam bola lampu di teras rumah
Kini remang-remang
Bersahaja dalam nadi
Mengalir dalam darah
Hingga jantungku terus bertanya
Tanya ?
Entah apakah ini luka atau duka
Senja kini telah kelam
Kejora sembunyi tampak takut
Kelam sudah remang-remang dalam teras rumah
Yang bercahaya hanyalah nisan dekat teras
Sebelum senja kelam tak nampak lagi
Titah hanya ingin pelangi, malam ini  temani aku senja kini.



Senja dan pelangi malam
oleh Ischmeil
Di sini aku bermimpi tentang senja di tengah kota
Di sana aku terbangun oleh pelangi malam dalam sunyi
Begitu jauh jarak antara tanah dan langit
Hingga aku lelah dalam Kebingungan
Kini senja menyapa di atas nisan bertuliskan namaku
Namun malam berkata lain hingga memancarkan pelanginya
Adakah engkau tahu?
Semasa rembulan kutunggu senja, semasa mentari kutunggu pelangi malam
Namun semasa hidup hanya banyang semu
Kutahu senja takkan datang malam hari
Kutahu pelangi malam takkan datang pagi hari
Sebuah harapku kutitipkan dalam sajakku
Hingga senja nampak jika hari mulai kelam
Hingga pelangi malam muncul saat dini hari.



Tapi tak
oleh Ischmeil
Niatku  bukan mengembara
 hanya ketidakpastian buatku berlabu dalam nafasmu
tapi tak.
Saat pelangi tiba kenapa hujan menjadikannya sirna
Pecah sudah karang diterpa ombak
Hari pun senja
Kini telah sunyi kotaku
Berharap malam datangkan pelangi
Yang akan temani sepiku dalam kerinduan
Tapi tak.
Sunyi pun bohong padaku
Kusandarkan harapan pada pelangi
Tapi tak
pelangi hanya datang saat hujan reda
Kunyanyikan rindu pada rembulan
Tapi tak
Bulan tak selamanya purnama
Tapi tak
Hingga akhirnya kita tak benar-benar paham.
11,Desember 2011



Cermin Retak
oleh Ischmeil
Aku berkaca pada cermin retakr
Diriku terbagi atas serpihan-serpihanya
Semua samar tak tahu mana asli mana palsu
Aku terus berkaca hingga bayang-bayang semu hilang
Aku adalah aku bukan orang lain
Hingga bayang samar itu kembali berkaca.



Sajak sesenja
oleh Ischmeil
Mentari sembunyi dalam banyang gelap
Merah kuning hingga jingga
Terlalu singkat kau jadi indah
Tapi biarlah aku memujamu
                                                                                    27 januari 2012

Nyaris 
oleh Ischmeil
Tuhan ajari aku berdusta
                                                                                                27 januari 2012


Sang pujangga


oleh Muhammad Ismail pada 12 September 2010 pukul 19:14 ·
bila mentari enggan menampakkan sinarnya
apakah rembulan bisa menerangi pagi
bila rembulan enggan menampakkan purnamanya
apakah bintang bisa menerangi malam
bila bintang terhalang badai
siapakah yang akan menerangi hatiku?
aku hanyalah penyair yang tak tahu pribahasa
mencoba berdusta pada cinta
yang tak pernah reseh
memberikan kenangannya.

Pelarian Tuhan

oleh Muhammad Ismail pada 7 September 2010 pukul 5:52 ·
mendung terasa mengiris pundak
yang lelah berseragam antagonis
meniru ankara yang tak lelah burbuat dosa
kini grimis membuka hati
menyantumi para kekasih Tuhan
berbelok arah menuju fitra
menyongsong hidup yang dalam damai
adakah pintu maaf bagiku?
sebagai seorang pelarian Tuhan yang brbuat curang
adkah pintu rahmat bagiku?
sebagai pendusta keesaan tuhan
adkah Ia percaya diriku?
sebagai pengadu domba agamaNya.

Ngiler

oleh Muhammad Ismail pada 3 September 2010 pukul 5:10 ·
idsebuah kelas kecil yang membosankan
dia duduk terpaku mendengarkan ceramahyang membosankan dari seorang guru yang nota bene
tak mengerti apa masalah dan masalah apa yang dihadapi
lama, lama, dna lama
dia terus melihat jam dinding
      sambil menunggu wak kapan berakhir
pikirannya mulai frustasi
hingga tak mampu bertahan
mata kanan mulai mengerut dan mata kiri sudah terpejam
tapi bila terdengar suara keras kedua mata itu terbangun
dan   bila sudah rerdah keduanya kembali tertidur
dengan agukan kepala kesini kesitu tak tahu apa yang sedang dihadapi
orang melihat lihat apa yang sedang ia lihat?
semua  mata terpana
melihat orang yang melihat
lihat, lihat, tak juga lihat
apa yang sedang ia liaht?
mungkinkah ida melihat?
atau memeang dia tak melihat?
tiba tiba suara terdengar keras
berwarna warni seperti pelangi dalam muism hujan
apakah yang ia suaraka?
darimanakah suara itu?
apakah ini sebuah perang?
ataukah ini suara tawa?
oh......
ternryata itu suara tawa!
mereka tertawa melihat ketawa yang berkesinambungan dari sudut- sudut kelas kecil
apakah yang mereka tertawakn?
 mereka tertawaakan apa?
suara ketawa itu terdengar keras
 hingga dia terbangun dari ketidak betahan
apa dan apa yang ajarkan oleh guru
dengan berlumuran lendir yang keluar dari mulutnya
dia ttersipu malu
dan dengan malu malu iapun tertawa agar tak ingin merasa malu
karna ia sudah terlanjur malu
dilemapun menghantuinya
dan taktahu harus bagai mana
iapun memutuskan tuk tidur keembali menelusuri mimpi dalam kesunyian  batin.
oleh Ischmeil
1 September 2010
surau deru dalam kenangan
terbit menghampiri sepi
yang kelam namun manis
yang manja namun liar
mengelus ngelus merengek rengek
dalam kebimbangan
kutemui disudut kegelapan dia lari terbirit birit
kutemui dalam kebahagian
dia manja menaruh hati
ah........
dasar kucing
ku tak pernah lagi berbagi kebahagian
tapi ku tak bisa melihat senyummu
hidup di tepi jalan.

Telephone

oleh Muhammad Ismail pada 14 Agustus 2010 pukul 10:39 ·

dring......... dring.................
saat kuangkat terdengar bisikan manis lembut
menyapa telingaku
aku bertanya dalam hati
apakah ini sebuah mimpi?
ataukah ini kenyataan!
karena setahuku
setiap kali kuangkat telphoneku
hanya caci maki dan amarah yang senang tiasa
memberiku salam selamat!
lalu.........
aku terbangun merenungi
apayang telah ku alami
kalau sebenarnya .........
semua itu hanya mimpi
karena aku tak punya telphone
dan hanya ingin memiliki sebuah
TELPHONE

Terindah

oleh Muhammad Ismail pada 4 Agustus 2010 pukul 8:30 ·
bahasa
Aku bahasa bahasa Aku
Kamu bahasa bahasa Kamu
Dia bahasa bahasa Dia
Mereka bahasa bahasa Mereka
bahasa Aku Aku bahasa
bahaa Kamu kamu bahasa
bahasa Dia Dia bahaa
bahasa Mereka mereka bahasa
tak ada dunia seindah anugrahNya
ah....
tak khayal mengindahkanya.

Yang tersembunyi

oleh Muhammad Ismail pada 31 Juli 2010 pukul 13:07 ·
dia tak bisa ku bayangkan
dia tak bisa ku ilhamkan
dia tak bisa indahkan
dan dia tak bisa ku isyaratkan
kadang sedih
kadang bahagia
kadang mawrah
kadang murka
kadang pengasih
kadang egois
kadang manja
kadang keras kepala
kadang murung
kadang tersiksa............................
..................
tapi itulah anugrah Tuhan yang paling indah yang prnah diberikan olehnya.
Muhammad Ismail
Galau
kubiarkan malam bercerita malam ini.
sebab, rembulan, bintang, dan angin malam
enggang menemani resahku malam ini.
di pingir jalan aspal kutemani malam
tak pedulli banyaknya sedan, ambulans, bahkan mobil patroli lalu-lalang dihadapku.
kubiarkan.
musik dangdut dikejauhan terdengar nyaring mengusik laraku.
aku ingin sepi di tengah keramaian ini, agar kau tahu lara ini sedang gelisah.

Muhammad Ismail
CERITA MALAM
wahai mimpi
malam ini akan kuceritakan keindahan malam
yang tak satu pun mahluk mengingkarinya

wahai mimpi pergilah ke dalam tidurmu
kau tak perlu membayar ratusan juta
juga tak perlu mengemis untuk menikmati keindahannya
cukuplah kau pejamkan kedua bola matamu
tidurlah wahai mimpi sebab pagi tak seindah malam ini
tak ada purnama
tak ada bintang
tak ada angin malam yang akan menemanimu menulis sajak

tidurlah wahai mimpi sebab malam waktu memadu kasih
dua insan yang sedang kasmaran

wahai mimpi inilah kejayaan malam
yang penuh dengan kemegahan diatas mahabrata

tapi tak
kelak kau bangun berhentilah bermimpi dalam tidurmu
sebab mimpi adalah ilusi dari kekejaman malam.
 


Tidak ada komentar: